Selasa, 11 November 2014

SITI AISYAH SELALU MENJAGA KEHORMATAN DAN TIDAK SUKA DISANJUNG

SITI AISYAH SELALU MENJAGA KEHORMATAN DAN TIDAK SUKA DISANJUNG


Aisyah memiliki pribadi yang terhormat dan senantiasa menjaga kehormatan yang dimilikinya, baik di hadapan manusia, lebih-lebih di hadapan Allah. Ia tidak ingin menjerumuskan dirinya dalam kehinaan akhlak dan kenistaan nafsu. Ia merasa cukup dengan rezeki yang sedikit dan tidak pernah mengeluh serta meminta-minta, sebagaimana sifat luhur ayahnya, Abu Bakar.
Selain menjaga kehormatan diri sendiri, Siti Aisyah juga sangat menghormati orang lain. Salah satu sifatnya adalah tidak mau membicarakan kejelekan orang lain. Ribuan riwayat dari Aisyah tak satu pun dari riwayat itu berisikan pelecehan atau penghinaan terhadap seseorang. Adapun perselisihan antar istri Rasulullah dan cekcok mulut di antara mereka merupakan sifat dan karakteristik alami seorang perempuan. Namun, bagaimana Aisyah menyebutkan keistimewaan dan kelebihan masing-masing madunya dengan lapang dada dan luas hati, disertai dengan perkataan yang terpuji.
Di sisi lain, Aisyah sangat membenci dipuji atau disanjung saat hadir di depan khalayak. Sebuah sikap yang berbalik 180 derajat dengan kebanyakan para tokoh dan public figure pada zaman sekarang, yang justru mereka suka dengan sanjungan dan menjadikan sanjungan kepada para tokoh dan figur (pejabat) sebagai bagian dari keharusan protokoler. Yang disanjung memang mengharapkan hal itu, dan yang menyanjung ingin mencari muka di hadapan para khalayak yang hadir, terutama di hadapan tokoh yang disanjung itu sendiri. Demikianlah kenyataan dari fenomena kehidupan sosial modern pada zaman sekarang.
Maka dapat dipahami bahwa Aisyah memang berasal dari keluarga yang terhormat, ditambah lagi dengan pendidikan langsung dari Rasulullah yang menyebabkan dirinya menjadi terhormat. Selain ia selalu menjaga kehormatan dirinya dan keluarganya, ia juga selalu menjaga kehormatan orang lain.
Aisyah juga benci dipuji. Sesungguhnya, memuji dan dipuji bukanlah hal yang dilarang, bahkan hal itu bisa menjadi kebaikan dan dianjurkan, asalkan disampaikan dengan tulus, tidak ada rekayasa dan niat riya’ dihati pemujinya. Dan bagi orang yang dipujinya, ia tidak semata-mata mengharapkan munculnya pujian itu, serta pujian tersebut tidak menjadikan dirinya sombong. Aisyah menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan dirinya sombong atau tinggi hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar