Selasa, 11 November 2014

KETAATAN SITI AISYAH TERHADAP RASULULLAH

KETAATAN SITI AISYAH TERHADAP RASULULLAH
Kehidupan Siti Aisyah merupakan teladan paling sempurna dalam hal ini. Ia tidak pernah melanggar hukum-hukum Rasulullah sepanjang hidupnya bersama beliau selama 9 tahun. Bahkan, ketaatan Aisyah telah mencapai taraf tertinggi, jika terbesik di benaknya suatu hal yang bisa membuat suaminya marah, ia akan langsung meninggalkannya.
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, “Tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sunnah di waktu ada suaminya, melainkan dengan izin suaminya. Juga tidak boleh istri orang masuk ke rumahnya melainkan dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari Muslim).
Dari hadits tersebut, tidak diragukan lagi bahwa taat kepada suami dan melaksanakan perintahnya merupakan kewajiban terpenting seorang istri. Siti Aisyah adalah cermin wanita saleha yang senantiasa taat dan patuh dengan arahan suami. Ia selalu memfokuskan semua pekerjaannya setiap pagi dan petang untuk mentaati Rasulullah, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, serta melaksanakan hal-hal yang menyenangkannya. Jika mendapati tanda-tanda kesedihan, kegelisahan, atau kebencian di mata Rasulullah, ia merasa resah dan gelisan. Lalu ia pun berpikir dan berusaha untuk segera menemukan jalan keluarnya. Ia juga sangat menghormati dan menjaga kerabat Rasulullah dan berusaha untuk tidak mengecewakan harapan mereka. Ia sangat menghormati para sahabat dan teman Rasulullah, serta tidak pernah menghalangi permintaan dan permohonan mereka.
Aisyah juga merupakan sebaik-baik istri dalam bersikap ramah tamah kepada suami, menghibur hatinya, dan menghilangkan derita suaminya. Di hati Rasulullah, kedudukan Aisyah sangat istimewa. Sebagaimana yang telah dijelaskan di muka, bahwa walaupun Aisyah sangat zuhud dan qanaah, ia juga memperhatikan penampilannya. Ia sangat memperhatikan hijab dan jilbab. Hal ini semakin tegas setelah turunnya perintah untuk berjilbab. Komitmen Aisyah terhadap jilbab ini ia buktikan dengan tetap berjilbab di depan Ishaq, meski ia seorang tabi’in yang buta. Ia juga selalu memperhatikan penampilannya di hadapan suaminya.
Dengan kata lain, bahwa Aisyah sangat memperhatikan sesuatu yang menjadikan Rasulullah rela. Ia menjaga agar jangan sampai beliau menemukan sesuatu yang tidak menyenangkan darinya. Karena itu, salah satunya ia senantiasa mengenakan pakaian yang bagus dan selalu berhias untuk Rasulullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar