Senin, 17 November 2014

Syirik dalam Islam, Pengertian Syirik

Syirik dalam Islam, Pengertian Syirik adalah

Syirik dalam Islam, Pengertian Syirik adalah


Syirik dalam Islam, Pengertian Syirik adalah, Secara etimologi, syirik bermakna persekutuan yang terbagi dalam dua atau lebih yang dimaksud sekutu. Sedang dengan cara terminologi, syirik bermakna menjadikan untuk Allah tandingan atau sekutu. Pengertian ini bermuara dari hadis Nabi perihal dosa paling besar,
…Engkau menjadikan sekutu bagi Allah sedangkan Dia yang menciptakanmu.
Beberapa ulama membagi arti syirik jadi arti umum serta arti khusus. Bermakna umum, bila menyekutukan Allah didalam peribadahan hamba kepada-Nya (uluhiyyah), menyekutukan-Nya didalam perbuatan-Nya (rububiyyah), nama-Nya, serta sifat-Nya (al-asma’ wa ash-shifat).
Walau demikian, bila dijelaskan dengan cara mutlak, syirik bermakna memalingkan satu beribadah pada selain Allah. Serta inilah arti syirik dengan cara Khusus. Seperti tauhid berarti mengesakan Allah -dalam ibadah- bila dimaksud dengan cara mutlak. Lantaran kesyirikan type inilah yang diperangi oleh Rasulullah semasa hidup beliau.
Fenomena Syirik
Syirik didalam beribadah (uluhiyyah)
Syirik didalam uluhiyyah Allah berarti menyekutukan Allah didalam beribadah. Atau mungkin dengan makna lain menyelewengkan beribadah pada tak hanya Allah. Ini yaitu pengertian syirik saat penyebutannya berbentuk mutlak. Lantaran kesyirikan ini yang paling menjamur, serta parahnya, tak beberapa orang yang mengerti hal semacam itu. Begitu banyak manusia menduakan Allah didalam penghambaan dan mereka tidak menyadarinya.
Termasuk beribadah salah satunya yaitu salat, zakat, puasa, sembelihan, sumpah, doa, istigasah, cinta, takut, ingin, serta semua wujud peribadahan seseorang hamba pada Allah. Oleh karenanya, termasuk wujud kesyirikan saat seorang menyembelih kurban untuk jin semisal sesajen, berdoa meminta pertolongan pada orang mati, atau penyelewangan beribadah yang lain pada selain Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu ialah milik Allah. Maka janganlah kalian menyembah sesuatu pun di dalamnya selain Allah.” (QS. Al-Jinn: 18)
Syirik didalam perbuatan Allah (rububiyyah)
Syirik didalam rububiyyah Allah bermakna yakini ada tak hanya Allah yang lakukan perbuatan-perbuatan Allah. Atau menyamakan makhluk dengan Allah dalam beberapa hal yang merupakan kekhususan rububiyyah-Nya. Umpamanya, mempercayai ada sang pencipta tak hanya Allah, pemberi rejeki, penurun hujan, serta pengatur alam semesta.
Syirik type ini biasanya sedikit. Lantaran golongan kafir Quraisy yang diperangi oleh Rasulullah juga yakini tauhid type ini. Allah Ta’ala berfirman,
Katakanlah wahai Muhammad, ‘Siapakah yang memberi kalian rezeki dari langit dan bumi? Siapakah yang menguasai pendengaran dan penglihatan? Siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab, ‘Allah.’ Maka katakan, ‘Lantas mengapa kalian tidak bertakwa?” (QS. Yunus: 31)
Syirik didalam nama serta sifat-Nya (asma’ wa shifat)
Syirik didalam al-asma’ wa ash-shifat berarti jadikan sekutu untuk Allah, baik itu didalam satu diantara nama-Nya, atau satu diantara sifat-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
Tiada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha melihat.” (QS. Asy-syura: 11)
Salah Kaprah perihal Syirik
Beberapa orang ada yang menyempitkan pengertian syirik. Mereka menyampaikan syirik yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan sebagai kekhususan bagi-Nya saja, atau dalam makna lain sifat rububiyah Allah semata. Umpamanya kepercayaan ada pencipta, pemberi rejeki, pengatur alam semesta tak hanya Allah. Hingga disini, benar. Mereka yang jadikan tandingan untuk Allah dalam perbuatan yang disebut kekhususan bagi-Nya, maka itu terhitung syirik besar yang bisa mengakibatkan seseorang keluar dari koridor Islam.
Walau demikian, ketika mereka menyampaikan bahwasanya orang yang sudah yakini ke-rububiyah-an Allah tidaklah orang yang musyrik, maka ini yaitu kekeliruan yang besar. Lantaran nyatanya Al-Quran menceritakan perihal golongan kafir yang juga mengaku bahwasanya Allah-lah pencipta mereka,
Dan jika engkau bertanya kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan mereka?’ Maka mereka pasti menjawab, ‘Allah.’ Lantas bagaimana mereka dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zukhruf: 87)
Beberapa lagi memiliki pendapat bahwasanya syirik itu bermakna tak mengatakan kalimat syahadat. Jadi, bila seorang sudah mengatakan kalimat syahadat, maka ia lepas dari perbuatan syirik. Maka ini adalah kesalahan yang nyata. Lantaran golongan munafik di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan kalimat syahadat, walau demikian Allah melukiskan keadaan mereka nantinya,
Sungguh, orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan terbawah dari neraka. Dan engkau tidak mendapati seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An-Nisa’: 145)
Beberapa lagi menyampaikan bahwasanya bila seorang sudah menyembah Allah, sudah melaksanakan ibadah pada Allah, maka ia sudah lepas dari syirik. Maka ini juga kekeliruan yang pasti. Toh, golongan kafir Quraisy dulu juga menyembah Allah. Tetapi di samping itu, mereka juga menyembah berhala. Saat mereka ditimpa kesusahan, mereka mengikhlaskan beribadah mereka cuma untuk Allah. Allah Ta’ala menceritakan ihwal golongan kafir waktu dikungkung mara bahaya,
Dialah yang menjadikan kalian mampu berjalan di darat dan berlayar di lautan. Sehingga apabila kalian berada di atas kapal, dan melajulah kapal itu membawa mereka dengan tiupan angin yang tenang dan mereka bergembira karenanya, tiba-tiba badai datang disertai gelombang yang menghantam dari segala penjuru. Mereka pun mengira bahwa bahaya telah mengungkung mereka. Maka mereka lantas berdoa kepada Allah dengan tulus ikhlas, ‘Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, niscaya kami termasuk orang-orang yang bersyukur.’ Akan tetapi ketika Allah telah menyelamatkan mereka, mereka justru berbuat kezaliman di muka bumi tanpa alasan yang benar.”(QS. Yunus: 22-23)
Akhir kata, semoga artikel ini memperluas cakrawala pemikiran kita perihal arti syirik yang sesungguhnya. Hingga kita dapat lebih waspada supaya tak terperosok ke dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar