Senin, 17 November 2014

JAWABAN SI PENDUSTA “WAHABI” TENTANG TASAWWUF,YANG MENCATUT PERKATAAN IMAM SYAFI’I

JAWABAN SI PENDUSTA “WAHABI” TENTANG TASAWWUF,YANG MENCATUT PERKATAAN IMAM SYAFI’I

 “Al-Imam syafi’i berkata, seandainya seorang menjadi sufidi awal siang hari, maka sebelum dzuhur akan engkau dapati dia termasuk orang yang pandir (bodoh )”,lihat Manaqib Asy-Syafi’i juz 2 halaman 207 oleh Al-Baihaqi. Beliau juga berkata,“Sayatinggalkan kota Bagdad (padanya) sesuatu yang dibuat oleh orang-orang zindiq mereka menamainya dengan taghbiruntuk melalaikan manusia dari Al-Qur’an 283, Talbis Iblis halaman 230. Tahgbir  adalah dzikir atau lantunan syair, “zuhud dengan suara merdu, ini adalah kebiasaan orang sufi“. Maka Imam Syafi’i dengan kesempurnaan ilmu dan imannya mengetahui bahwa semua itu dapat memalingkan manusia dari al-Qur’an. (al-Istiqomah halaman 127 dan al-Fahrasat halaman 4450) Oleh Ibnu Nadzim yang bermadzhab Imam Syafi’i mencela ajaran tersebut.

BANTAHAN

1-    Khabar pertama di dalam sanadnya oleh para ulama’ masih diperselisihkan, lantaran, artinya tidak tsiqoh. Dalam periwayatan lainnya menggunakan kalimat “Laula“ (seandainya tidak). Dalam kitab “Hilyatul Aula” disebutkan sebagai berikut: 
حد ثنا محمد بن الرحمن , حدثني أبوالحسن بن القتات ,ثنا محمد بن ابي يحي , ثنا يونس بن عبد الأ على , قال , سمعت الشا فعى .يقول , لولا أن رجلا عا قلا تصوف , لم يأت الظهر حتى يصيرأ حمق .      

“Seandainya orang yang berakal tidak bertasawwuf, maka belum sampai dzuhur, ia akan menjadi dungu“ Sanadini muttasil dari pengarang Hilyatul Aulia hingga sampai pada padaImam Syafi’i, dan lebih kuat dan menggunakan tsiqoh tahdits, sama’ didengar langsung secara estafet.

2-    Wahabi menuqil ucapan Imam Syafi’i tersebut, dengan bodoh makna yang sebenarnya, dan berkali-kali celaan itu terhadap ajaran tasawwuf, tanpa didahului ilmu fiqih, maka tidaklah datang waktu dzuhur maksudnya waktu sholat, kecuali dia dalam kedaan dungu yakni dalam kedaan bodoh, dia tidak mengerti bagaimana beribadah dengan Tuhannya. Maka seperti sesuai dengan kalam para ulama’ lainnya, Imam Sirri As-Saqothi yang berkata pada Imam Junaid dan disebutkan oleh Al-HafidzAbu Tholib Al-Makki dalam kitabnya Qutul Qulub sebagai berikut : Imam Sirri as-Saqothi al-Makki dalam kitabnya pada Imam Junaidi “Jika kau berpisah dariku siapakah yang kau duduk bersamanya? Imam Junaid menjawab “al-Haris al-Muhasibi“ Imam Sirri berkata “benar ambillah ilmu dan adzabnya tinggalkan kalamlembutnya“  Imam Junaid berkata ketika aku hendakpergi aku mendengar beliau berkata :
جعلك الله صا حب حديث صو فيأ صا ب حديث                              
Semoga Allah menjadikanmu ahli hadits yang bertasawwuf dan tidak menjadikanmu ahli tasawwuf yang pandai hadits.

3-    Wahabi menuqil perkataan Imam Syafi’i dari Imam Baihaqi dalam kitabnya manaqib Asy-Syafi’i, seandainya Wahabi mau jujur, maka seharusnya juga menampilkan pendapat Imam Syafi’i tersebut, dan tidak membuangnya. Namun  karena tujuan untukmengelabui umat Islam dan Wahabi tidak peduli pada kejujuran dan amanat.

BERIKUT KOMENTAR BELIAU SETELAH MENAMPILKAN PENDAPAT IMAM SYAFI’I :

قلت , وانما اراد به مندخل فى الصفية واكتفى با لاسم عن المعنى , وبالرسم عن الحقيقة , وقعدعن الكسب , وألقى مؤ نته على المسلمين , ولم يبال بهم ,ولم يرع حقو قهم ,ولم يشتغل بعلم ولا عبا دة , كماوصفهم فى موضع أخر .

“Aku katakan (menjelaskan maksud perkataan Imam Syafi’i tersebut)  Sesungguhnya yang Imam Syafi’i maksud, ialah orang yang masuk dalam sufi namun hanya cukup dengan nama, bukan dengan maksud pengamalan, merasacukup dengan simbol, dan melupakan hakekat sufi, malas bekerja, membebankan nafkah pada kaum muslimin. Tetapi tidak peduli dengan mereka, tidak menjaga hak-hak diantara mereka, (maksudnya tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan syariat,tidak menyibukkan diri dengan ilmu, dan ibadah, sebagaimana beliau mensifati hal ini, di tempat yang lainnya. (Al-Manaqib Al-Syafi’i 2 Al-Imam Baihaqi 2/207). Inilah yang dimaksud Imam Syafi’i, maka jelaslah bahwa beliau tidak mencela ajaran tasawwuf dan penganutnya. Dan cukup kiranya pendapat Imam Syafi’i berikut ini,untuk membungkam orang-orang Wahabi:

ففيها وصو فيأ فكن ليس واحد فا ني وحق الله اياك أنصح فد لك قاس لم يذق قلبه تقى وهذا جهول وكيف ذولجهل يصلح .

Jadilah kamu seorang ahli fiqih yang bertasawwuf, jangan jadi salah satunya, sungguh dengan haq Allah aku menasehatimu, jika kamu ahli fiqih saja, maka hatimu akan keras, tak akan merasakan nikmatnya taqwa. Dan jika kamu menjadi yang ke-2 saja, maka sungguh maka ia, orang teramat bodoh, maka orang bodoh tak akan menjadi baik.  (Diwan Imam Syafi’i halaman 19) Inilah pendapat Imam Syafi’i yang sangat jelas yang menganjurkan tentang “Tasawwuf “.

IMAM SYAFI’I PERNAH BERGAUL DENGAN SUFI SELAMA 10 TAHUN, DAN MURIDNYA YUNUS BIN A’LA PERNAH BERGAUL DENGAN SEORANG SUFI SELAMA 15 TAHUN, INILAH KOMENTAR SEORANG TOKOH WAHABI, DAN SEKALIGUS MURID IBNU TAIMIYAH :

قال الشا فعى , رضي الله عنه , صحبت الصو فيه فما انتفعت منهم الا بكلمتين سمعتهم يقولون الوقت سيف فان قطعته والا قطعك ونفسك ان لم تشغلها با الحق والا شغلتك با لبا طل , قلت , ابن القيم , يا لهما من كلمتين ما أ نفعها وأجمعهما واد لهما على علو همة قائلهما ويقظته ويكفى فى هذا ثناء الشا فعى على طائفة هذا قدر كلما تهم .

“Imam Syafi’i berkata: Akuberteman dengan kaum sufi dan tidaklah kau mendapat manfa’at darimereka, kecuali, dua kalimat yang aku dengar,“ waktu itu pedang, jika kamu bisa memutusnya, jika tidak maka waktu itu yang akan memutusmu. Dan nafsumu jika tidak disibukkan dengan kebenaran, maka akan disibukkandengan kebatilan “Aku katakan, (Ibnul Qoyyim) aduhai sangatlah dan mencakup dua kalimat tersebut. Dan cukuplah hal ini sebagai pujian Imam Syafi’i pada mereka. (Madarij As-Salikin, juz 3 halaman 129). Demikianlah pujian seorang ulama’ Wahabi tentang tasawwuf.


TUDUHAN “ IBNU TAIMIYAH DAN ORANG-ORANG YAHUDI “

Tampaknya semua khilafiyah yang dituduhkan kepada amaliah “Sunny“ yang dilontarkan oleh “Salafi Wahabi“ini, tak lepas dari intervensi dari orang-orang Yahudi.Terbukti Ibnu Taimiyah selalu mempersoalkan amaliah “sunny“ dan tuduhan seorang orientalis Prancis, yang bernama : Prof.Vincent Monteil, Guru Besar pada Universitas Sarbonne di Prancis, ketika memberi ceramah “Sejarah dan hakikat Sufi“ padatanggal 18 April1973 di Kiblat Center di Jakarta, juga mempersoalkan tentang tasawwuf ini. Akan tetapi telah dijawab oleh Imam Qusairi, bahwa Tasawwuf itu adalah nama dari orang-orang Sufiyah, ialah suatu golongan dari umat Islam yang menganut ajaran Tasawwuf “Almaturidiyah“. “Shuf“ jama’nya “Suhufiyah“. Seorang ahli tasawwuf dinamakan “mutasawwif“ dengan jama’nya “Mutasawwifun“. (Risalalah Qusyairiyah halaman 126).

IBNU KHALDUM SEORANG UlAMA’ SUFI TERBESAR MENGATAKAN :

وكان ذالك عاما فى الصحابة والشلف , فما فشاالا قبال على الدنيا فى القرن الثاني وما بعده وجنح الناس الى مخا لطة الدنيا . اختص المقبلون على العبادة باسم الصو فية  ( ظهر الا سلا  الربع . صحيفة . اه ا )    

“Hal ini dilakukan sahabat-sahabat Nabi dan orang-orang Salaf, tetapi tetapi pada kurun 11 H. Setelah orang berebutan dunia, dan orang-orang sudah enak dalam masyarakat keduniaan, maka orang-orang yang tetap tekun beribadah sebagai sedia kala dialami “orang-orang tasawwuf“.

ILMU TASAWWUF TIDAK BERTENTANGAN DENGAN “ SUNNAH NABI “

Ilmu Tasawwuf tidak bertentangan dengan sunnah, Al-Qur’an al-Hadist, bahkan sunnah Nabi itulah sumbernya, andaikan ada orang-orang tasawwuf yang menyalahi syari’at, umpanya tidak sembahyang, tidak berpuasa, atau sembahyangJum’at tidak berpakaian, makan siang hari pada bulan puasa, maka itubukanlah orang tasawwuf, “Akan tetapi tasawwuf pura-pura“. Bekata Yazid al-Bustomi :

لونظرتم الى رجل أعطي من الكرامات حتى يرتقي فى الهواء فلا تغتروابه حتى تنظر واكيف تجدو نه عند لامر والنهي وحفظ الحدود واداء الشريعة .                                    

Kalau kamu melihat seorang yang diberi keramat, sampai ia terbang di udara, jangan kamu tertarik padanya, kecuali ia melaksanakan suruhan agama dan menghentikan larangan agama, dan membayar sekalian kewajiban syari,at. (Risalatul Qusairiyah halaman 14 ).

من علا مات المحب الله عز وجل متا بعته حبيب الله صلعم . فى اخلا قه وأفعا له وأوامره وسنته .     

Ciri-ciri orang yang mencintai Allah, ialah siapa yang mengikuti kekasih Allah, Nabi Muhammad Saw. dalam akhlakperbuatan dan sunnah beliau. (Risalatul Qusairiyah halaman 9 ).
Dan ketika Malaikat Jibril as. mengajarkan pokok-pokok agama tentang Islam, Iman dan Ikhsan, yang diceritakan dalam hadist Bukhori dan Muslim, yang panjang, dalam memberi komentar Imam Bukhori mengatakan, bahwa ketiga tiganya, yakni Islam,Iman dan Ikhsan, adalah agama. Hadist ini mengisyratkan yang terdapat dalam agama Islam, yaitu Islam, Iman dan “Tasawwuf“ (Hadits Bukhori juz 1 halaman 15). “Ikhsan“ adalah ajaran  “Muroqobah” yakni  “Tahalli” “Tajalli” yang ada dalam ajaran tasawwuf. Imam Nawawi pensyarah Hadits Muslim memberi keterangan atas Hadits ini, bahwa kalau sudah ada orang-orang miskin, pengembala domba yang berjalan tanpa alas kaki, sesudah itu diberikan dengan luas dunia kepadanya, dan ia bangun rumah tinggi-tinggi, maka itu suatu tanda bahwa hari qiyamat sudah dekat datangnya. (Syarah Muslim juz 1 halaman 158 )

TAUBAT DALAM AJARAN TASAWWUF.
Dalam ajaran Tasawwuf “Tobat“ menduduki tempat yang utama dan yang pertama, karena dosa adalah dinding antara kita dengan Tuhan. Orang menuju keridho’an Tuhan dan orang yang menuntut bimbingan Tuhan, harus ia tobat terlebih dahulu, kepada Allah atas segala dosa-dosa yang telah di lakujkan. Dan berkata Imam Qusairi : 
التو بة أول منزل من منا زل السا لكين واول مقام من مقام الطالبين (  الرسالة القسير يه )          

Taubat adalah permulaan si “Salik” (Orang yang menuju keridha’an Allah) dan makam yag pertama si “Thalib” (yang mencari keridhaan Allah) (Risalah Qusairiyah halaman 45).

TAUBAT SEBAGAIMANA YANG DI SAMPAIKAN “AL-IMAM AL-GHOZALI “SEBAGAI "RAJA TASAWUF".    

التوبة متاح سعادة المر يد ين .           .                            

“Taubat itu kunci kebahagiaan bagi murid-murid (orang belajar ilmu dan amal Tasawwuf) oleh karena persoalan tobat ini sangat penting, maka Imam 
al-Ghozali yang boleh digelari “Raja Tasawwuf” telah mengupas masalah ini dalam kitab “Ihya’ Ulumuddin” sebanyak 58 halaman penuh, yaitu dari nomor 2 s/d59. (Ihya juz 4 halaman 2-59 )

SEBAGAIMANA YANG DISAMPAIKAN SEORANG ULAMA’ BESAR SUFI “WANITA” YAITU “ROBIATUL ADAWIYAH” WAFAT 235 H. YANG BERBUNYI :

استغفا رنا يحتاج الى استغفار ( موعظة المؤمنين )                                                           

Istigfar kita (tobat kita) membutuhkan dimintakan tobatlagi (mau Izatul Mu’minin halaman 341) kadang ada orang yang selalu mendiskriditkan, “Bagaimana orang ini, Isitighfar kok dianggap dosa yang harus dimintakan tobat lagi.? Di dalam ajaran tasawwuf istigfar yang diucapkan dengan lisan tapi tidak dibarengi dengan penyesalan dan “Uzlah” menjauhkan diri tempat-tempat maksiat dan menerbitkan air mata, adalah “Taubat yang bohong menurut ajaran tasawwuf“

SEBAGAMANA YANG DISAMPAIKAN ULAMA’ SUFI TERBESAR DZIN NUKMAN :

الاستغفار من غير اقلاع تو بة الكاذبين ( الرسا لة القسر يه )        

Taubatnya dengan tidak mencabut akar-akarnya maksiat, adalah taubat kaum pembohong, (Risalatui Qusairiyah halaman 4 ).

ADAPUN DALIL TASAWWUF BAHWA LALAI MENGINGAT ALLAH ADALA SUATU DOSA :

ولا تطع من أغفلنا قلبه عن ذكري واتبع هواه وكان أمره فرطا ( الكهف )                

Dan janganlah engkau turut orang yang KAMI lalaikan, hatinya dari mengingat kami dan di ikutinya hawa nafsunya, dan pekerjaannya melewati batas (al-Kahfi 28)
                                                                 

Wallahu A'lam Bisshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar