Senin, 20 April 2015

Berjilbab Tapi Telanjang

Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Jilbab, hari-hari ini sudah menjadi kata yang tidak lagi asing di telinga dan mata kita. Sudah jamak kita jumpai wanita-muslimah muslimah mengenakannya. Tapi, apakah ini sebuah kemajuan yang pantas dibanggakan ataukah kemunduran yang perlu ditangisi??
Kini jilbab sudah menjadi TREND dalam berbusana.
Yah, banyak muslimah –sangat banyak bahkan- menjadikan jilbab tak lebih dari selembar kain penutup kepala, tidak lagi sampai menutup dada –yang hanya menutup bagian kepala, itupun tidak sempurna tertutup- yang tidak lagi memenuhi fungsinya untuk menutup (bukan membungkus) aurat, keindahan tubuh mereka yang sudah seharusnya ditutup
Mungkin mereka-mereka itu tidak paham untuk apa mereka berjilbab
Jilbab pun mengalami pergeseran fungsi dari penutup aurat menjadi sekedar tren dalam berbusana. Menjadi sekedar kelengkapan berbusana, yang digunakan justru untuk semakin mempercantik penggunanya. Jilbab menjadi sekedar kain penutup kepala ala kadarnya, yang tidak sampai menutupi bagian dada.
Subhaanallah lihat saja contohnya :
Jilbab kecil yang dililitkan ngepas dileher, yang justru semakin menampakkan jenjangnya leher si pemakai.
Sanggulan atau ikatan rambut yang dibuat tinggi menjulang –seperti punuk onta- yang dibungkus dengan selembar jilbab berukuran pas-pasan yang semakin menampakkan indahnya si punuk onta
Selembar kain yang dikenakan dengan memperlihatkan sedikit rambut bagian depan, jipon (jilbab poni) istilah kerennya
Ada juga selembar kain yang sangat tipis transparan hingga bayang2 rambutpun terlihat
itu baru bagian atasnya, bagian bawahnya?
celana jeans dan kaos ketat menjadi padanannya, sehingga semua lekuk-lekuk tubuh tetap terlihat, dan ketika sedikit membungkuk terlihatlah punggung bagian bawah
ada juga yang menjadikan abaya sebagai padanan, tapi sengaja dipilih yang ukuran kecil dan ngepas di badan.
hmm,kalau dulu ada istilah “berpakaian tapi telanjang”, nampaknya sekarang ada istilah baru: “berjilbab tapi telanjang”, nah lo? Karena jilbabnya belum bener.
saudariku, mari kembali belajar tentang apa itu jilbab, apa fungsinya, untuk apa kita memakainya, dan apa kriteria jilbab yang benar –syar’i- agar jangan sampai jilbab yang kita kenakan justru menjadi fitnah
-ditulis tak lain karena keresahan melihat fenomena maraknya jilbab (yang tidak syar’i)-
Kita hidup di era digital -bukan di jaman primitif- dimana sangat mudah mendapat informasi, jadi rasanya tidak ada alasan untuk mengatakan tidak tahu bagimana cara berjilbab yang benar.
Disela-sela kecanduanmu mendengarkan musik-musik haram itu sempatkanlah beberapa menit untuk mendengarkan ceramah tentang jilbab.
Disela-sela kegemaranmu membaca novel dan majalah-majalah yang tidak bermutu itu, sempatkanlah barang sejenak membaca buku tentang jilbab yang syar'i.
Disela-sela kegilaanmu pada jejaring sosial, sempatkanlah sedikit waktu untuk browsing artikel tentang jilbab – dari sumber yang benar tentunya-atau bertanyalah pada ahlinya.
Sesungguhnya tidak ada maksud menghujat atau memojokkan InsyaAllah, hanya sekedar ingin mengingatkan, kita semua adalah manusia yang tak lepas dari sifat ”lupa”, jadi rasanya tidak berlebihan jika kali ini saya ingin mengingatkan mereka-mereka yang mungkin sedang lupa. Agar jangan sampai kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan, kembali dilakukan oleh orang-orang yang kita cintai.
Dan bukankah teman yang baik itu bukanlah yang selalu membenarkan perbuatan kita, tetapi yang mengingatkan kita ketika kita salah?
Rasanya perlu kami tutup coretan ini dengan firman-Nya:
”Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung keDADAnya.....” (QS: An Nur:31)
”Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Al Ahzab:59).
Allaahu A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar